Pada saat akan melakukan investasi tentunya melakukan perhitungan secara matang merupakan bagian yang sangat penting, terutama menganalisis lebih mendalam terhadap risiko investasi yang akan terjadi. Dalam beberapa kasus investasi yang merugi kebanyakan berasal dari analisis risiko yang terkadang meleset dari analisis atau kurang matangnya memperhitungkan risiko.

Secara konseptual, semakin besar nilai investasi yang ditanam maka semakin besar nilai risiko yang akan terjadi, atau sebaliknya semakin kecil nilai investasi maka semakin kecil risiko yang akan diterima. Tetapi studi mengimplikasikan bahwa besar kecilnya risiko suatu investasi tidak berhubungan secara signifikan dengan besarnya nilai investasi, tetapi berhubungan dengan seberapa serius investor menganalisis atau mengelola risiko yang dikenal dengan manajemen risiko investasi.

Secara spesifik manajemen risiko investasi dibedakan menjadi dua, yaitu untuk investasi pada financial asset dan investasi pada real asset, Investasi pada financial asset di lakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, Surat berharga pasar uang (SBPU), dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar Modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant dan yang lainnya. Sedangkan investasi pada real asset dapat dilakukan dengan pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan yang lainnya.

Dalam kaitanya dengan investasi, risiko sering didefinisikan sebagai berikut

  • Risk is Uncertainty, risiko ini maksudnya adalah risiko yang memiliki nilai ketidakpastian,
  • Risk is the dispersion of actual from expected result, risiko ini maksudnya adalah penyebaran atau perluasan untuk hasil yang sebenarnya dari hasil yang diinginkan atau diharapkan,
  • Risk is the possibility of loss, risiko ini maksudnya adalah cenderung akan ada kemungkinan mengalami kerugian.
  • Risk is the probability of any outcome different from the one expected, risiko ini maksudnya adalah sebuah kemungkinan atau probabilitas terhadap outcome yang berbeda dengan outcome yang selalu diharapkan.

Strategi dalam manajemen risiko untuk mengelola risiko diatas diambil dengan memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari atau mencegah risiko, dan menampung konsekuensi risiko. Kejadian yang sesungguhnya terkadang dapat menyimpang dari dugaan. Artinya adalah ada kemungkinan penyimpangan yang bersifat untung maupun rugi. Apabila kedua kemungkinan itu ada maka risiko tersebut bersifat spekulatif. Sebaliknya juga lawan dari risiko spekulatif yaitu risiko bersih atau murni, risiko ini hanya ada kemungkinan mengalami rugi dan tidak kemungkinan memiliki keuntungan. Manajer risiko umumnya akan menangani risiko murni dan tidak berfokus pada penanganan risiko spekulatif kecuali apabila risiko spekulatif tersebut segera memaksanya menghadapi risiko murni. Adapun beberapa risiko utama yang harus dipertimbangkan dalam berinvestasi umumnya sebagai berikut :

  • Risiko suku bunga

Perubahan suku bunga dapat kemungkinan mempengaruhi harga saham dan obligasi seara terbalik, ini berarti jika suku bunga naik, maka harga saham dan obligasi akan turun dan sebaliknya pun apabila suku bunga turun, maka harga saham dan obligasi akan naik.

  • Risiko pasar

Resiko pasar adalah fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi, bahkan mengakibatkan investor mengalami capital loss. Perubahan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, isu, spekulasi maupun perubahan politik.

  • Risiko inflasi

Keadaan inflasi meningkat akan mengurangi adanya kekuatan daya beli mata uang rupiah sehingga risiko ini juga bisa dikatakan sebagai risiko daya beli.

  • Risiko bisnis

Risiko bisnis adalah risiko yang menjalankan bisnis untuk suatu jenis industri. Seperti pada perusahaan pakaian jadi di bidang industri tekstil, hal ini akan sangat dipengaruhi karakteristik industri tekstil itu sendiri juga.

  • Risiko financial

Risiko yang berkaitan langsung dengan keputusan perusahaan dalam menggunakan hutang untuk pembiayaan modalnya. Maka dari itu semakin besar hutang digunakan, semakin besar pula risiko yang akan dibebani.

  • Risiko likuiditas

Risiko ini berhubungan dengan kecepatan pada surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Sehingga dengan semakin cepat sekuritas akan diperdagangkan, semakin likuid atau cair pula sekuritas tersebut. Dan juga sebaliknya.

  • Risiko nilai tukar mata uang (valas)

Risiko yang berkaitan pada fluktuasi nilai tukar mata uang dalam negeri (mata uang domestik) dengan nilai mata uang untuk negara lain. Risiko ini pun dikenal sebagai currency risk atau exchange rate risk.

  • Resiko reinvestasi

Resiko reinvestasi yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset keuangan yang harus di investasikan kambali pada aset yang berpendapatan lebih rendah (resiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga)

Sebagai investor harus siap untuk menghadapi risiko-risiko diatas karena investasi dan risiko adalah sisi yang berseberangan dari satu koin. Untuk memitigasi risiko-risiko ini investor terutama institusi sebaiknya memiliki panduan berupa standar operating procedure (SOP) yang jelas dalam berinvestasi maupun SOP dalam manajemen risiko sehingga bila langkah mitigasi lanjut seperti misalnya cut loss diperlukan tidak melanggar prosedur maupun peraturan yang ada dan apat dimengerti oleh para pemangku kepentingan. Happy Investing